Dunia Islam Hari Ini (bhgn kedua)

Kelemahan Pertama: Akidah

Ketika Rasulullah SAW diutuskan menjadi Rasul di Makkah, baginda menghabiskan masa selama 13 tahun (daripada 23 tahun dakwah baginda) untuk menanamkan akidah yang salimah (sejahtera) kepada para sahabat RA.

Ayat-ayat Al Quran yang turun di waktu itu juga kesemuanya berkisarkan tentang akidah, yakni keimanan yang benar kepada Allah SWT dan rukun-rukun iman yang lain. Malah ketika itu, umat Islam belum pun lagi disyariatkan ibadah-ibadah seperti puasa, zakat, haji dan lain-lain.

Hasilnya, setelah mantap dan sejahtera akidah mereka, pendirian para sahabat menjadi teguh, kukuh dan bersedia mengorbankan jiwa dan diri mereka kepada agama Allah.

Hari ini?

Akidah yang sejahtera bukan lagi menjadi titik berat dalam diri umat Islam. Mungkin secara teorinya majoriti umat Islam mengetahui keenam-enam rukun Iman yang telah dipelajari di sekolah, tetapi setakat mana kepercayaan tersebut menghunjam ke dalam hati-hati mereka dan menajadi asas kehidupan?

Akidah, secara bahasanya bermaksud ikatan. Hari ini, sejauh manakah umat Islam merasai dan menghayati keterikatan diri mereka dengan Allah dan Islam? Setakat manakah Kalimah Tayyibah (Dua Kalimah Syahadah) yang diikrarkan setiap kali solat mempengaruhi jalan hidup dan perbuatan kita?

Jika umat Islam benar-benar merasai keterikatan itu, bagaimana timbulnya kes-kes murtad, ajaran-ajaran sesat dan penolakkan terhadap hukum-hukum yang telah diperintahkan oleh Allah SWT?

Sesungguhnya, seseorang yang betul-betul menghayati dan beriman dengan Kalimah Tayyibah ini akan menjadi sepertimana difirmankan oleh Allah SWT;

”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim 14:24-25)

Begitulah, dengan akidah (akar) yang dalam dan teguh, manusia (pokok) yang berdiri setinggi manapun dapat bertahan daripada kesesatan malah mampu menyumbang dan memberi manfaat kepada manusia yang lain.

Tidak seperti seseorang dengan akidah yang lemah dan rapuh, pendiriannya tidak teguh dan begitu mudah digoyahkan olah iblis dan konco-konconya.

”Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.” (Ibrahim 14:26)

Bersambung....

Baytul Fareed

Selesai pada 4:30 pm